Ujian Nasional (Unas) SMA sederajat baru saja usai. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Unas tahun 2009 ini masih saja diwarnai dengan berbagai kecurangan maupun kesalahan dari berbagai pihak.
Saya yang kebetulan bertugas sebagai Pengawas Ruangan di salah satu sekolah swasta di Surabaya sempat menemukan berbagai kecurangan dan kesalahan tersebut, antara lain :
- Guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang diujikan menjadi pengawas, misalnya Guru Kimia menjadi pengawas saat mata pelajaran Kimia diujikan. Mestinya tidak boleh, bahkan guru yang bersangkutan tidak diperbolehkan berada di lingkungan sekolah pada saat Mata Pelajaran tersebut diujikan.
- Ruang ujian dibiarkan terbuka sebelum pelaksanaan Unas dimulai sehingga peserta Unas dengan leluasa keluar-masuk ruangan. Hal ini tidak boleh terjadi, mestinya ruang ujian disterilkan dari peserta ujian.
- Kepengawasan dari Pengawas Ruangan antara sekolah satu dengan sekolah lain terhadap peserta ujian tidak beragam, ada yang terlalu longgar dan ada yang terlalu ketat.
- Jumlah paket soal yang diujikan kurang, sehingga harus meminjam paket soal dari ruangan lain. Hal ini sebenarnya tidak boleh dilakukan, karena menurut aturannya paket soal yang lebih tidak boleh dibawa keluar ruangan ujian.
- Masih sering ditemui peserta ujian yang mencontek jawaban peserta ujian lain. Ini terjadi akibat longgarnya pengawasan dari Pengawas Ruangan.
Dari beberapa kecurangan maupun kesalahan dalam pelaksanaan Unas tersebut, yang paling sering terjadi adalah kecurangan pada peserta ujian, sepert mencari bocoran jawaban, mencontek jawaban peserta lain, dan sebagainya.
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa standar kelulusan Unas yang cukup tinggi (rata-rata 5.50) inilah yang menjadi momok peserta ujian melakukan berbagai hal, baik positif maupun negatif dengan tujuan agar peserta ujian bisa lulus Unas. Apalagi jumlah Mata Pelajaran yang diujikan pun bertambah, tentu saja menambah beban berat bagi peserta ujian.
Leave a Reply