Sadis mungkin sesuatu yang tidak enak untuk didengar. Sadis barangkali juga sesuatu yang tidak ingin dirasakan.
Afgan dalam lagunya yang berjudul “Sadis” menceritakan tentang kesadisan seseorang terhadap dirinya. Bahkan boleh dikatakan terlalu sadis. Bagaimana tidak, dia dijadikan sebagai pelampiasan cinta, tanpa memperdulikan betapa sakitnya dia.
Kesadisan yang dialami Afgan mungkin berbeda dengan kesadisan yang dilakukan oleh Ryan, seorang penjagal dari Jombang, Jawa Timur.
Ryan, seorang terdakwa mutilasi, yang hingga kini kesadisannya dikenal di mana-mana sampai menjadi berita utama di beberapa media cetak maupun elektronik. Dia begitu sadis membunuh korbannya yang hingga kini berjumlah 11 orang, bahkan kemungkinan bisa bertambah lagi.
Uniknya, Ryan mengaku bahwa pembunuhan yang dilakukannya sampai dengan mengubur mayat korban-korbannya dilakukannya sendiri. Anehnya lagi, mayat-mayat korbannya dikubur di halaman rumahnya sendiri.
Sementara itu Ibunda Ryan mengaku tidak tahu sama sekali soal penggalian lubang dengan alasan saat itu dia tidak ada di rumah. Namun pengakuan ibu Ryan itu sendiri terkesan berbelit-belit dan tidak jelas.
Dari hasil pemeriksaan, polisi belum menetapkan tersangka baru menyangkut kemungkinan keterlibatan orang tua Ryan, keluarga, serta para penggali lubang ini. Petugas dijadwalkan melakukan penggalian kembali di rumah Ryan, yang diduga masih menyembunyikan beberapa mayat lagi. Polisi akan menggali titik-titik yang saat itu digali para penggali.
Perkembangan terbaru tentang dugaan motif pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan, karena ingin merampas harta korban. Dugaan ini semakin kuat karena polisi menemukan sejumlah barang elektronik yang diduga milik salah satu korban pembunuhan berantai di rumah orang tua Ryan.
Kasus ini nampaknya akan berbuntut panjang. Namun demikian saya berharap agar kasus ini segera terungkap. Yang bersalah memang pantas untuk mendapatkan hukuman yang setimpal. Tegakkan hukum, tegakkan keadilan di negeri ini.
Leave a Reply