Warga Surabaya dan sekitarnya, Sabtu (10/5) kemarin dimanjakan dengan beraneka macam makanan yang digelar dalam acara Festival Jajanan Bango 2008. Acara yang diadakan di Stadion Brawijaya Surabaya ini digelar sekaligus untuk memperingati ulang tahun ke-80 kecap Bango. Sekitar 40-an stan digelar dengan suguhan makanan khas seperti Tengkleng Ibu Edi Solo, Kikil Sapi Pak Said, Sate Buntel Karmen 29, Rawon Nguling, Pecel Ponorogo Hj. Boeyatin, Tahu Tek Cak Nan, Coto Makassar Daeng Muchtar, Soto Balap Pak Gendut, Sate Buntel Karmen, dan berbagai macam masakan khas lain.
Acara yang dibuka pada jam 10.00 β 23.00 WIB itu mendapat sambutan hangat warga Surabaya dan sekitarnya. Terbukti dengan banyaknya kendaraan yang menuju ke arah sana sehingga sempat membuat kemacetan lalu lintas. Pengunjung dari arah Mayjen Sungkono yang biasanya bisa langsung belok kanan menuju ke arah Stadion, terpaksa harus berputar dulu untuk menghindari kemacetan ini.
Saya yang saat itu datang sekitar jam 16.00 WIB, langsung masuk ke stadion yang kebetulan tidak dipungut biaya alias gratis itu. Dari jauh terdengar sayup-sayup suara gamelan Reog Ponorogo. Di dalam stadion, saya melihat kerumunan pengunjung tepatnya di sebelah utara pintu masuk stan. Merasa penasaran, saya langsung bergegas menuju ke sana. Saya berusaha untuk menerobos rapatnya kerumunan pengunjung. Dengan sedikit menjulurkan kepala, saya berusaha melihat apa gerangan yang menjadi kerumunan itu. Ternyata ada seorang artis cantik yang mungkin sudah tidak asing lagi, yang mempunyai suara melo dan berparas imut, sedang syuting. Siapa lagi kalau bukan Yuni Shara.
Saya berusaha untuk mencari timing yang tepat untuk mengambil foto Yuni Shara. Kamera HP Nokia 6275 selalu dalam posisi siap bidik. Tapi karena ketatnya penjagaan, saya hanya bisa mengambil foto dari jarak sekitar 8 meter, itupun hanya dari arah samping. Beberapa saat kemudian setelah syuting selesai, Yuni Shara masuk ke mobil mewah berwarna putih yang sejak tadi menunggunya. Tak lama kemudian mobil berjalan pelan menjauhi lokasi dan pergi meninggalkan area festival.
Saya berjalan mengelilingi area stan FJB untuk melihat-lihat daftar menu makanan yang dipajang di setiap stan. Menarik memang, berbagai makanan khas bisa dijumpai di sana. Harga yang ditawarkan pun tidak terlalu mahal dan bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Leave a Reply