Setelah melakukan puasa Tarwiyah dan Arofah selama dua hari berturut-turut (Selasa-Rabu), Kamis pagi saya bersama keluarga mengikuti sholat Idul Adha 1428 H di Masjid Kemayoran Surabaya. Seperti sholat Idul Adha pada tahun sebelumnya, saya berangkat dari rumah jam 5.15 WIB dengan mengendarai sepeda motor. Tidak lupa dengan membawa perlengkapan sholat dan koran seperlunya yang digunakan untuk alas agar sajadah tidak kotor. Karena jarak antara rumah dengan masjid yang tidak telalu jauh (sekitar 2 km), maka hanya dengan waktu beberapa menit saja saya sudah sampai di masjid yang terletak di Jl. Indrapura itu. Apalagi Jl. Indrapura saat itu ditutup untuk semua jenis kendaraan, karena akan digunakan untuk sholat Idul Adha.
Setelah tiba di masjid kemayoran saya langsung mencari tempat yang masih kosong. Duduk bersila sambil sesekali melihat para jamaah lain yang berbondong-bondong menuju masjid. Sekitar jam 6 kurang sedikit, sholat Idul Adha dimulai. Kemudian diikuti dengan khutbah yang disampaikan oleh Ir. H. Mahmud Mustain, P.Hd.
Khutbah diawali dengan penjelasan tentang firman Allah yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah, dengan taqwa yang sesungguhnya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam islam (penyerahan diri kepada Allah)”. (Ali Imron: 102)
Kemudian diikuti oleh perintah Allah terhadap Nabi Ibrahim a.s. untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail a.s. melalui mimpi :
“Wahai anakku sesungguhnya aku telah melihat di dalam mimpiku dan sungguh aku telah menyembelihmu, bagaimana pandanganmu dengan mimpi ini. Nabi Ismail a.s. menjawab, wahai ayahku kerjakanlah apa yang kau telah diperintahkan, insya Allah kau akan dapatkan aku seorang yang sabar”. (As Shoffat: 102).
Dalam khutbah juga disebutkan tentang (3) tiga pandangan dalam menyikapi urusan haji, yang antara lain :
- Haji merupakan salah satu rukun islam berupa kewajiban bagi muslim-muslimah yang mampu dan aman.
-
Haji merupakan suatu anugerah Allah SWT berupa panggilan Nabi Ibrahim a.s., hal ini tidak melihat kaya atau miskin.
-
Haji sebagai obsesi atau cita-cita hidup. Haji dianggap sebagai pemberi motivasi untuk giat bekerja dan menabung sampai terwujudnya cita-cita hidup yaitu bisa pergi haji.
Di akhir khutbah dijelaskan tentang adanya permasalahan global yakni masalah kita bersama sesama penghuni planet ini, berupa global warming, pemanasan global dimana atmosfir bumi kita semakin panas akibat bertambahnya material polusi yang menangkap panas sinar matahari dan panas bumi, yang sebelumnya panas selalu diteruskan dan di pantulkan ke angkasa.
Kemudian gambaran tentang kondisi pemanasan global (global warming) yang berlanjut ke perubahan pola iklim dan musim di bumi, merubah pola dan distribusi tekanan permukaan yang wujudnya berupa perubahan pola sirkulasi arus laut dan pola angin permukaan yang pada akhirnya menggoyahkan semua sistem kehidupan di semua sektor.
Sayangnya, setelah sholat Idul Adha selesai, suasana yang semula tertib seketika berubah karena ada beberapa jamaah yang langsung pulang tanpa menunggu khutbah dibacakan.
Leave a Reply