Hari Kamis (22/11) lalu kebetulan saya mengajar di SMA Negeri 11 Surabaya sampai jam terakhir. Lega rasanya begitu mengetahui jam pelajaran telah selesai. Seperti biasanya begitu jam pelajaran usai saya tidak langsung pulang ke rumah. Saya sempatkan sejenak ke blogosfer untuk mengunjungi beberapa blog sambil sedikit-sedikit memberi komentar.
Mas gempur yang saat itu juga masih belum pulang menginformasikan kepada saya bahwa nanti malam diadakan kopi darat alias kopdar di McDonald Delta Plaza Surabaya. Di hati saya saat itu belum ada keputusan mau ikut acara atau tidak. Disaat masih dalam kebimbangan, tiba-tiba YM saya mengeluarkan suara yang menandakan ada seseorang yang baru saja online. Saya buka, ternyata Anang yang sedang online. Setelah ngomong-ngomong melalui YM beberapa saat tentang kopdar nanti malam, kemudian saya pulang.
Jam 18:45 saya berangkat dari rumah menuju ke Delta Plaza Surabaya. Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, maka hanya dalam waktu beberapa menit saja saya sudah sampai tujuan. Saya telpon Anang ternyata sudah sampai duluan, menunggu di dalam bersama teman-teman yang lain. Saya langsung masuk ke dalam McDonald menuju ke sebuah meja yang disana sudah ada beberapa orang kelihatan sedang menunggu. Saya memperkenalkan diri kepada mereka yang sebelumnya belum pernah bertatapmuka.
Pada awalnya saya agak canggung berbincang-bincang dengan mereka karena memang belum saling mengenal. Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama bagi saya. Dari pertemuan itu akhirnya saya mengenal Cempluk, Anang, Arul, Siwi, JieWa, Khuclukz, Deteksi, Gempur dan Anas. Gempur dan Anas sudah lama saya kenal. Gempur adalah teman saya yang sama-sama mengajar di SMA11 sedangkan Anas adalah alumni SMA11 yang dulu sempat menjadi murid saya. Satu hal yang membuat hati saya lega adalah pertemuan saya dengan Deteksi. Ternyata saya dan Deteksi berasal dari daerah yang sama. Sama-sama asli dari kota “Reog” Ponorogo.
Dalam kopdar malam itu dibahas tentang seksi-seksi kepengurusan TPC. Arul yang punya teman di Angingmammiri memberi banyak masukan. Cempluk yang sejak tadi membawa buku dan polpen menulis setiap kata yang diucapkan Arul. JieWa pun tak lupa melontarkan ide cemerlangnya. Semua yang datang memberi respon dengan semangat yang akhirnya selesai jam 10 malam. Sebelum berpisah mencoba untuk nampang sebentar di depan kamera untuk diabadikan.
Leave a Reply