Nama File : Tujuhbelasan di Ponorogo
File type : PDF
Ukuran file : 92KB
Download
Bulan Agustus merupakan bulan yang paling bersejarah bagi Bangsa Indonesia karena di bulan itulah dikumandangkan proklamasi kemerdekaan RI. Bulan yang menandakan kemerdekaan Negara Indonesia. Bulan yang membangkitkan semangat bangsa Indonesia. Bulan yang setiap tahunnya diwarnai dengan keceriaan dan kemeriahan dengan gemerlap merah putih.
Sewaktu saya masih sebagai siswa di salah satu SMA di Ponorogo, saya tidak tinggal diam untuk ikut memeriahkan hari bersejarah bangsa Indonesia yang diperingati setiap tahun itu. Di Ponorogo memang sudah menjadi tradisi tahunan bahwa untuk memeriahkan peringatan tersebut diadakan berbagai macam kegiatan, misalnya yang paling ramai adalah karnaval. Peserta karnaval bermacam-macam, mulai dari siswa-siswi sekolah, instansi pemerintah sampai dengan masyarakat umum. Tua/muda laki-laki/perempuan bercampur menjadi satu.
Karnaval ini dimulai dari tanggal 14 Agustus yang merupakan peringatan hari Pramuka. Karnaval yang diikuti oleh siswa-siswi sekolah dengan seragam berwarna coklat ini berjalan mengelilingi kota Ponorogo. Setiap sekolah biasanya mengirimkan siswa-siswinya untuk mengikuti karnaval ini. Kemudian besoknya digelar karnaval lain seperti sepeda hias yang diikuti oleh masyarakat umum. Sepeda yang sudah dipermak dengan berbagai macam bentuk ini sangat manarik perhatian penonton. Bahkan ada yang menambahkan aksesori aneh sehingga bentuknya sudah tidak seperti sepeda lagi.
Pada kesempatan lain kesenian tradisional Reog Ponorogo pun digelar. Mungkin karnaval reog inilah yang tergolong istimewa karena paling banyak penontonnya. Maklum, walaupun kesenian ini berasal dari Ponorogo, namun kesenian ini ternyata jarang digelar di alon-alon Ponorogo. Paling-paling hanya pada saat grebeg Suro dan acara 17-an seperti ini saja. Saya pernah terjebak di tengah kota saat menyaksikan tontonan ini. Karena iring-iringan reog ini panjangnya mencapai 3 sampai 4 kilometer mengelilingi kota Ponorogo. Peserta terdepan sudah mencapai finish namun peserta terakhir masih ada yang belum berangkat karena menunggu giliran.
Puncaknya terjadi pada tanggal 17 Agustus. Yaitu saat diadakan peringatan detik-detik proklamasi di alon-alon dekat pendopo kabupaten. Upacara yang dihadiri oleh bupati Ponorogo dan segenap pejabat kabupaten ini berjalan dengan tertib walaupun udara agak panas. Kemudian sore harinya diadakan parade senja yaitu penurunan bendera merah putih. Parade senja diakhiri dengan deville Marching Band dengan menampilkan berbagai macam formasi di alon-alon Ponorogo. Penampilan group Marching Band ini sedikit banyak bisa menyenangkan hati penonton.
Leave a Reply